Gemericik air hujan meramaikan
kesunyian malam. Kegelisahan hati semakin memuncak dan tak terkendali. Suara jangkring
tlah tergantikan dengan suara kodok yang teramat keras dan saling bersahutan,
seakan tak menginginkan aku terbelunggu dalam lamunan akan masa lalu.
Masa lalu itu kini hadir kembali
setelah sekian lama aku menutup pintu hati dan berhasil memulihkan luka hati. Luka
teramat dalam yang dulu sempat menyiksaku kini seakan tergores kembali. Yah,
dia sosok yang pernah aku cintai setulus hati dan meninggalkan ku tuk bisa
bersama wanita lain, dengan seenak hatinya kembali menampakkan wajahnya setelah
sekian lama lenyap dari kehidupanku.
Aku percaya, bukan hanya aku tapi
ribuan bahkan jutaan wanitia di bumi ini pernah mengalami hal serupa. Wanita hakikatnya
tercipta dari tulang rusuk seorang pria yang terletak didekat hati. Sehingga tak
dapat dipungkiri segala perbuatan dan tindakan dari seorang wanita didasarkan
pada hati dan mengesampingkan logika.
Tapi kali ini seakan aku
kehilangan kunci kepercayaan. Namanya telah begitu sulit aku tuliskan kembali
dalam hatiku. Meskipun tak terhitung usahanya tuk memenangkan hatiku kembali,
aku tetap tak bergeming. Keras kepala? Mungkin. Tapi itu pilihanku, karna tak sedikit alasan yang kupertimbangkan. Aku memilih
untuk mengikhlaskan dia sepenuhnya, setelah semalaman aku berpikir keras dan
teramat sulit memejamkan mata.
Mungkin aku bukan lah sosok yang
luar biasa yang cantik dan menarik tuk mendapatkan sesosok pria yang ku idamkan.
Tapi aku yakin, akan ada sesosok pria yang tulus mencintai ku dan memenangkan
hatiku seutuhnya, selamanya, hingga hembusan nafas terakhirku, dan kan
menjagaku hingga ajal menjemput. Jadi untuk dia, masa lalu yang sempat
menghiasi hari-hariku, TERIMA KASIH DAN MAAF.
Catatan: Bahagialah dengan apapun
yang kau miliki dan ikhlaskan lah apapun yang memang tak seharusnya kau miliki.