Read Me

Rabu, 25 Maret 2015

Aku Mengikhlaskanmu

Gemericik air hujan meramaikan kesunyian malam. Kegelisahan hati semakin memuncak dan tak terkendali. Suara jangkring tlah tergantikan dengan suara kodok yang teramat keras dan saling bersahutan, seakan tak menginginkan aku terbelunggu dalam lamunan akan masa lalu.

Masa lalu itu kini hadir kembali setelah sekian lama aku menutup pintu hati dan berhasil memulihkan luka hati. Luka teramat dalam yang dulu sempat menyiksaku kini seakan tergores kembali. Yah, dia sosok yang pernah aku cintai setulus hati dan meninggalkan ku tuk bisa bersama wanita lain, dengan seenak hatinya kembali menampakkan wajahnya setelah sekian lama lenyap dari kehidupanku.

Aku percaya, bukan hanya aku tapi ribuan bahkan jutaan wanitia di bumi ini pernah mengalami hal serupa. Wanita hakikatnya tercipta dari tulang rusuk seorang pria yang terletak didekat hati. Sehingga tak dapat dipungkiri segala perbuatan dan tindakan dari seorang wanita didasarkan pada hati dan mengesampingkan logika.

Tapi kali ini seakan aku kehilangan kunci kepercayaan. Namanya telah begitu sulit aku tuliskan kembali dalam hatiku. Meskipun tak terhitung usahanya tuk memenangkan hatiku kembali, aku tetap tak bergeming. Keras kepala? Mungkin. Tapi itu pilihanku, karna tak sedikit alasan yang kupertimbangkan. Aku memilih untuk mengikhlaskan dia sepenuhnya, setelah semalaman aku berpikir keras dan teramat sulit memejamkan mata.

Mungkin aku bukan lah sosok yang luar biasa yang cantik dan menarik tuk mendapatkan sesosok pria yang ku idamkan. Tapi aku yakin, akan ada sesosok pria yang tulus mencintai ku dan memenangkan hatiku seutuhnya, selamanya, hingga hembusan nafas terakhirku, dan kan menjagaku hingga ajal menjemput. Jadi untuk dia, masa lalu yang sempat menghiasi hari-hariku, TERIMA KASIH DAN MAAF.



Catatan: Bahagialah dengan apapun yang kau miliki dan ikhlaskan lah apapun yang memang tak seharusnya kau miliki.
Comments
0 Comments

0 komentar: