INOVASI
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) EDUKASI GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT
AKAN BAHAYA SAMPAH
ABSTRAK
Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) merupakan tempat pembuangan terakhir bagi sampah-sampah yang berada pada suatu
wilayah tertentu. Setiap wilayah memiliki TPA-nya masing-masing yang dikelola
oleh pengelola TPA dan Dinas Pekerjaan Umum . Sampah merupakan masalah yang
tidak bisa dihindari, karena sampah senantiasa dihasilkan oleh masyarakat baik
melalui rumah tangga maupun industri. Sampah juga memberikan andil dalam
peningkatan pemanasan global karna mengandung gas metana (CH4) yang
dapat menyebabkan efek rumah kaca. Untuk mengurangi masalah tersebut salah satu
cara yang dilakukan oleh Kabupaten Pati adalah perbaikan lingkungan TPA yang
biasanya terkesan kotor, kumuh, dan bau. Selain itu peningkatan kesadaran
masyarakat akan bahaya sampah sangat dibutuhkan. Karena manusia adalah sumber
dan penghasil sampah.
Kata Kunci: Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), Sampah, Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global.
LATAR
BELAKANG
“Sampah adalah bahan
yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).
Sampah menjadi masalah
penting bagi lingkungan karena sampah mengandung gas metana (CH4)
yang dapat menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab
pemanasan global.
Efek rumah kaca
merupakan suatu efek yang terjadi dari gas-gas polutan yang melapisi bumi
sehingga sinar matahari yang berhasil menerobos, panasnya akan tertahan dan
tidak dapat lepas kembali ke atmosfer bebas. Gas polutan yang membentuk Gas
Rumah Kaca (GRK) adalah CO, CO2, dan CH4.
Sedangkan pemanasan
global adalah perubahan yang disebabkan
oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah
komposisi atmosfer secara global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang
dapat diamati dan dibandingkan selama kurun waktu tertentu.
Jadi sebagai salah satu
sumber dari masalah pemanasan global, penanggulangan masalah sampah harus
benar-benar diperhatikan. Semua masalah sampah berasal dari sikap manusia yang
tidak peduli terhadap lingkungan. Sehingga cara yang paling efektif untuk
mengatasinya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.
Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) merupakan tempat pembuangan terakhir bagi sampah-sampah yang berada pada suatu
wilayah tertentu. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat dimanfaatkan sebagai
media guna meningkatkan kesadaran masyarakat. Yaitu dengan cara menjadikan TPA
menjadi tempat yang memiliki nilai edukasi, sehingga dapat menjadi TPA Edukasi.
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
Negara Indonesia
merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun sebagai
negara berkembang, Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih
relatif rendah. SDM yang relatif rendah tersebut dapat mempengaruhi pola pikir
masyarakat termasuk pola pikir mereka dalam kepeduliannya terhadap lingkungan.
Sebagai salah satu
penyebab masalah lingkungan, masalah sampah harus diperhatikan secara serius.
Manusia yang merupakan penghasil sampah menjadi penyebab utama terjadinya
masalah sampah tersebut. Sehingga cara yang paling efektif untuk mengatasi
masalah tersebut adalah diawali dari peningkatan kesadaran masyarakat akan
bahaya sampah dan dampak yang dapat ditimbulkan olehnya.
Salah satu upaya
peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah dapat dilakukan melalui TPA
edukasi. TPA edukasi merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang dikelola
sedemikian rupa oleh pemerintah dan Dinas Pekerjaan Umum dengan menambahkan
nilai edukasi dalam pengelolaannya, sehingga dapat dimanfaatkan lebih optimal,
dan tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan akhir semata.
Salah satu contoh TPA edukasi adalah TPA
yang berada di Kabupaten Pati yang dikelola oleh Pengelola TPA Kecamatan
Margorejo dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Jadi TPA tersebut sebagian
areanya dijadikan sebagai kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman
Hayati), taman bacaan, dan area outbound
dan bumi perkemahan. Sehingga selain dapat melihat proses pengolahan sampah,
masyarakat (pengunjung) dapat pula menikmati fasilitas lainnya yang telah
disediakan tanpa ada rasa jijik karna bau, kotor, ataupun kumuh. Karena TPA
tersebut telah dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan bau dan tidak
menjadikan tempat tersebut terkesan kotor dan kumuh.
Dalam
mengelola sampah, TPA di Kabupaten Pati tersebut menggunakan metode Controlled Land Fill yaitu
sampah dibuang lubang berukuran besar kemudian
ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Penimbunan dilakukan berulang
kali sehingga lubang penuh. Lubang yang telah penuh (disebut zona non aktif)
inilah yang kemudian digunakan sebagai ruang publik yaitu yang dijadikan
sebagai lokasi kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman Hayati),
taman bacaan, area outbound, dan bumi perkemahan.
Selain TPA edukasi yang telah dilaksanakan oleh Kabupaten Pati
tersebut baik dimanfaatkans sebagai lokasi kebun binatang mini, kebun Kehati
(Keanekaragaman Hayati), taman bacaan, area outbound, dan bumi
perkemahan, TPA edukasi juga dapat dikelola untuk dijadikan sebagai taman
pintar seperti yang telah ada di Yogyakarta. Begitu banyak jenis sampah yang
ada di TPA, sehingga perlu dilakukan suatu pemilahan. Karena setiap jenis
sampah dikelola dengan metode yang berbeda, sesuai dengan jenisnya.
Ketika suatu TPA dikonsep seperti Taman Pintar, maka di dalam area
TPA tersebut dapat dibuat permainan-permainan edukatif yang memanfaatkan sampah
sebagai medianya. Misalnya saja dengan menyediakan tempat sampah yang didesain semenarik
mungkin guna menarik perhatian dan digunakan untuk memisahkan antara jenis
sampah organik dan anorganik. Dapat pula diciptakan permainan adu kreasi, yaitu
dengan menjadikan sampah sebagai bahan kerajinan untuk meningkatkan kreatifitas. Selain itu mobil-mobil rongsokan
yang telah menjadi sampah dapat dihias dan diperbaiki sehingga dapat dijadikan
mainan pengunjung (terutama anak-anak).
Dengan mengetahui cara pengelolaan sampah melalui TPA edukasi,
masyarakat mampu meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Masyarakat
akan memahami begitu banyaknya sampah yang telah mereka hasilkan dan dibutuhkan
proses yang panjang dan relatif sulit untuk menjadikan tumpukan sampah tersebut
agar tidak mengganggu lingkungan dan kehidupan masyarakat itu sendiri. Karena
sampah dapat pula menjadi sumber penyakit, terlebih jika volume sampah tersebut
tinggi. Sehingga, melalui TPA edukasi masyarakat dapat mengubah pola pikir
mereka dan meninggalkan kebiasaannya yang dulu, yaitu membuang sampah
sembarangan dan tidak peduli terhadap lingkungan menjadi lebih peduli dan
senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.
SIMPULAN
“Sampah adalah bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994).
Sampah menjadi masalah
penting bagi lingkungan karena sampah mengandung gas metana (CH4)
yang dapat menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab
pemanasan global.
Jadi sebagai salah satu
sumber dari masalah pemanasan global, penanggulangan masalah sampah harus
benar-benar diperhatikan. Semua masalah sampah berasal dari sikap manusia yang
tidak peduli terhadap lingkungan. Sehingga cara yang paling efektif untuk
mengatasinya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
lingkungan.
Melalui TPA edukasi, masyarakat akan mampu meningkatkan
kepeduliaanya terhadap lingkungan. Karena TPA edukasi menerapkan pendekatan
kepada masyarakat melalui pelatihan kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan
sampah yang baik dan melalui permainan edukatif. Sehingga dapat terbentuklah
pola pikir masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.
Konsep TPA edukasi dapat diterapkan dengan bercermin kepada
kebijakan pemerintah Kabupaten Pati dalam pengelolaan TPA Kecamatan Margorejo.
Namun, penerapan konsep TPA edukasi dapat diinovasi lebih lanjut sesuai dengan
pemikiran para pengelola TPA. Misalnya saja dengan menciptakan TPA edukasi yang
berkonsep Taman Pintar seperti yang ada di Yogyakarta.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawiro Ruslan H.1998.Ekologi Lingkungan Hidup. Semarang:
Satya Wacana.
Santosa,
Kukuh.2006.Pengantar Ilmu Ligkungan. Semarang:
UNNES Press.
Brown, R. Lester dkk.1999.Menyelamatkan
Planet Bumi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Ismoyo, Imam Hendargo dan Rijaluzzaman.1994.Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Anonim. 1996.Istilah Lingkungan untuk
Manajemen.Ecolink.
Gunawan, Totok dan
Sudarmadji.1998.Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta:
Program Paska Sarjana, UGM.