Read Me

Minggu, 03 November 2013

Contoh Artikel Konseptual

INOVASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) EDUKASI GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT AKAN BAHAYA SAMPAH


ABSTRAK

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat pembuangan terakhir bagi sampah-sampah yang berada pada suatu wilayah tertentu. Setiap wilayah memiliki TPA-nya masing-masing yang dikelola oleh pengelola TPA dan Dinas Pekerjaan Umum . Sampah merupakan masalah yang tidak bisa dihindari, karena sampah senantiasa dihasilkan oleh masyarakat baik melalui rumah tangga maupun industri. Sampah juga memberikan andil dalam peningkatan pemanasan global karna mengandung gas metana (CH4) yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Untuk mengurangi masalah tersebut salah satu cara yang dilakukan oleh Kabupaten Pati adalah perbaikan lingkungan TPA yang biasanya terkesan kotor, kumuh, dan bau. Selain itu peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah sangat dibutuhkan. Karena manusia adalah sumber dan penghasil sampah.
Kata Kunci: Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Sampah, Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global.


LATAR BELAKANG

“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).

Sampah menjadi masalah penting bagi lingkungan karena sampah mengandung gas metana (CH4) yang dapat menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab pemanasan global.

Efek rumah kaca merupakan suatu efek yang terjadi dari gas-gas polutan yang melapisi bumi sehingga sinar matahari yang berhasil menerobos, panasnya akan tertahan dan tidak dapat lepas kembali ke atmosfer bebas. Gas polutan yang membentuk Gas Rumah Kaca (GRK) adalah CO, CO2, dan CH4.

Sedangkan pemanasan global adalah perubahan  yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan dibandingkan selama kurun waktu tertentu.

Jadi sebagai salah satu sumber dari masalah pemanasan global, penanggulangan masalah sampah harus benar-benar diperhatikan. Semua masalah sampah berasal dari sikap manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan. Sehingga cara yang paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat pembuangan terakhir bagi sampah-sampah yang berada pada suatu wilayah tertentu. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat dimanfaatkan sebagai media guna meningkatkan kesadaran masyarakat. Yaitu dengan cara menjadikan TPA menjadi tempat yang memiliki nilai edukasi, sehingga dapat menjadi TPA Edukasi.



ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih relatif rendah. SDM yang relatif rendah tersebut dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat termasuk pola pikir mereka dalam kepeduliannya terhadap lingkungan.

Sebagai salah satu penyebab masalah lingkungan, masalah sampah harus diperhatikan secara serius. Manusia yang merupakan penghasil sampah menjadi penyebab utama terjadinya masalah sampah tersebut. Sehingga cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah tersebut adalah diawali dari peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah dan dampak yang dapat ditimbulkan olehnya.

Salah satu upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah dapat dilakukan melalui TPA edukasi. TPA edukasi merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang dikelola sedemikian rupa oleh pemerintah dan Dinas Pekerjaan Umum dengan menambahkan nilai edukasi dalam pengelolaannya, sehingga dapat dimanfaatkan lebih optimal, dan tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan akhir semata.

Salah satu contoh TPA edukasi adalah TPA yang berada di Kabupaten Pati yang dikelola oleh Pengelola TPA Kecamatan Margorejo dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Jadi TPA tersebut sebagian areanya dijadikan sebagai kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman Hayati), taman bacaan, dan area outbound dan bumi perkemahan. Sehingga selain dapat melihat proses pengolahan sampah, masyarakat (pengunjung) dapat pula menikmati fasilitas lainnya yang telah disediakan tanpa ada rasa jijik karna bau, kotor, ataupun kumuh. Karena TPA tersebut telah dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan bau dan tidak menjadikan tempat tersebut terkesan kotor dan kumuh.

Dalam mengelola sampah, TPA di Kabupaten Pati tersebut menggunakan metode Controlled Land Fill yaitu sampah dibuang lubang berukuran besar kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Penimbunan dilakukan berulang kali sehingga lubang penuh. Lubang yang telah penuh (disebut zona non aktif) inilah yang kemudian digunakan sebagai ruang publik yaitu yang dijadikan sebagai lokasi kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman Hayati), taman bacaan, area outbound, dan bumi perkemahan.
Selain TPA edukasi yang telah dilaksanakan oleh Kabupaten Pati tersebut baik dimanfaatkans sebagai lokasi kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman Hayati), taman bacaan, area outbound, dan bumi perkemahan, TPA edukasi juga dapat dikelola untuk dijadikan sebagai taman pintar seperti yang telah ada di Yogyakarta. Begitu banyak jenis sampah yang ada di TPA, sehingga perlu dilakukan suatu pemilahan. Karena setiap jenis sampah dikelola dengan metode yang berbeda, sesuai dengan jenisnya.

Ketika suatu TPA dikonsep seperti Taman Pintar, maka di dalam area TPA tersebut dapat dibuat permainan-permainan edukatif yang memanfaatkan sampah sebagai medianya. Misalnya saja dengan menyediakan tempat sampah yang didesain semenarik mungkin guna menarik perhatian dan digunakan untuk memisahkan antara jenis sampah organik dan anorganik. Dapat pula diciptakan permainan adu kreasi, yaitu dengan menjadikan sampah sebagai bahan kerajinan untuk meningkatkan  kreatifitas. Selain itu mobil-mobil rongsokan yang telah menjadi sampah dapat dihias dan diperbaiki sehingga dapat dijadikan mainan pengunjung (terutama anak-anak).

Dengan mengetahui cara pengelolaan sampah melalui TPA edukasi, masyarakat mampu meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Masyarakat akan memahami begitu banyaknya sampah yang telah mereka hasilkan dan dibutuhkan proses yang panjang dan relatif sulit untuk menjadikan tumpukan sampah tersebut agar tidak mengganggu lingkungan dan kehidupan masyarakat itu sendiri. Karena sampah dapat pula menjadi sumber penyakit, terlebih jika volume sampah tersebut tinggi. Sehingga, melalui TPA edukasi masyarakat dapat mengubah pola pikir mereka dan meninggalkan kebiasaannya yang dulu, yaitu membuang sampah sembarangan dan tidak peduli terhadap lingkungan menjadi lebih peduli dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.

SIMPULAN
“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).

Sampah menjadi masalah penting bagi lingkungan karena sampah mengandung gas metana (CH4) yang dapat menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab pemanasan global.

Jadi sebagai salah satu sumber dari masalah pemanasan global, penanggulangan masalah sampah harus benar-benar diperhatikan. Semua masalah sampah berasal dari sikap manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan. Sehingga cara yang paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Melalui TPA edukasi, masyarakat akan mampu meningkatkan kepeduliaanya terhadap lingkungan. Karena TPA edukasi menerapkan pendekatan kepada masyarakat melalui pelatihan kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang baik dan melalui permainan edukatif. Sehingga dapat terbentuklah pola pikir masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.

Konsep TPA edukasi dapat diterapkan dengan bercermin kepada kebijakan pemerintah Kabupaten Pati dalam pengelolaan TPA Kecamatan Margorejo. Namun, penerapan konsep TPA edukasi dapat diinovasi lebih lanjut sesuai dengan pemikiran para pengelola TPA. Misalnya saja dengan menciptakan TPA edukasi yang berkonsep Taman Pintar seperti yang ada di Yogyakarta.


DAFTAR PUSTAKA

Prawiro Ruslan H.1998.Ekologi Lingkungan Hidup. Semarang: Satya Wacana.
Santosa, Kukuh.2006.Pengantar Ilmu Ligkungan. Semarang: UNNES Press.
Brown, R. Lester dkk.1999.Menyelamatkan Planet Bumi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Ismoyo, Imam Hendargo dan Rijaluzzaman.1994.Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Anonim. 1996.Istilah Lingkungan untuk Manajemen.Ecolink.
Gunawan, Totok dan Sudarmadji.1998.Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Program Paska            Sarjana, UGM.



Comments
0 Comments

0 komentar: