Read Me

Minggu, 01 Juni 2014

Hujan Selalu Buat Ku Rindu

picture by http://nonikhairani.com/
 Hujan selalu membuatku merindukannya, Rama Aditya. Cowok yang senantiasa menjaga hatinya untuk ku. Aku beruntung punya pacar seperti dia. Meskipun dia jauh di sana, tak pernah terpikir oleh ku atau pun dia untuk mengakhiri semua kisah yang indah ini.
Hujan selalu mengingatkan ku pada Rama karna awal kisah kita pun dimulai dari hujan. Di bawah payung biru muda, diantara derasnya air hujan yang turun, Rama mengutarakan isi hatinya dan menawarkan diri tuk jadi pelindungku. Sejak saat itu kisah cinta kita dimulai. Masa pacaran ala anak kampus yang ngekos memang membuat kita lebih bisa berpikir dewasa. Berhemat bersama dan saling menjaga diri dari pergaulan anak muda yang semakin kacau. Itulah arti cinta dan kasih sayang bagi diriku dan Rama.
Sudah 3 tahun sejak semester 2 kita bersama. Pendidikan S1 Akuntansi yang kita ambil akhirnya menjadikan kita sebagai sarjana ekonomi. Namun dibalik kebahagiaan gelar sarjana ini, aku dan Rama harus berpikir kedepan mengenai hubungan kita. Karna kita harus bekerja dan bahkan akan terpisah oleh Selat Sunda dan Laut Jawa. Yah, dia harus kembali ke pulau Laskar Pelangi, Belitung. Sedangkan aku memilih tuk tetap tinggal di kota Atlas, Semarang ini.
Meski pun harus terpisah oleh jarak, kita tak mempermasalahkan hal tersebut. Dari awal aku dan Rama punya komitmen untuk senantiasa menabung untuk masa depan kita bersama. Ilmu, uang, dan kedewasaan kita untuk menjalankan rumah tangga kita kelak. Jadi udah jauh-jauh hari kita memikirkan hubungan jarak jauh yang pasti akan kita jalani suatu hari nanti. And this is the day.
Siang ini setelah kemarin kami melaksanakan upacara wisuda, aku mengantar Rama ke bendara. Hujan di siang itu seakan ingin menyamarkan air mata ku yang mengalir di pipi. Meski pun aku ikhlas harus menjalani LDR ini, Tapi rasa takut kehilangan selalu menyelimuti pikiran ku. Meskipun aku tau Rama pasti merasakan hal yang sama, tapi Rama selalu menguatkan ku dengan senyuman cerianya. Ya, itu yang selalu membuatku lebih tenang dan nyaman.
Setibanya di kota Laskar Pelangi, kita langsung skypyan. Smartphone yang kita punya selalu mendukung kita tuk mengurangi rasa kangen dan rasa cemas satu sama lain.
“Alhamduliillah aku nyampe dengan selamat, Sayang.”
Fiuh, syukurlah. Tapi aku udah kangen aja walo baru beberapa jam yang lalu. Hehehe”
“Peluk cium Sayang ku...moga kita cepet bisa bertemu lagi. Tunggu aku tuk melamarmu.”
“Sayang selalu membuatku makin kangen. I will always waiting for you My Honey.”
Malam ini turun hujan dan membuatku makin merindukan Rama. Aku hanya bisa berjalan diantara langkah-langkah kaki disekitarku, di bawah payung merah jambu bermotif beruang yang Rama berikan sebagai hadiah valentine tahun lalu. Dan dalam situasi seperti sekarang, aku ngerasa Rama selalu menemani langkahku. Jadi aku nggak ngerasa sendiri, hanya saja...
Pasangan sejoli yang lalu lalang dihadapanku selalu menyiksa batin ku. Makan bareng, bercanda bareng, main air bareng dikala hujan, itu semua membuat ku iri. Disitu aku ngerasa nggak jauh beda dengan seorang jomblo, meski hati ku terikat oleh Rama yang jauh di sana. Mungkin aku hanya butuh bersabar.
Kesibukan kerjaan kita membuat aku dan Rama tak sesering dulu dalam berkomunikasi. Rama memang tipe cowok romantis, tapi belakangan aku ngerasa dia berubah. Mungkin dia emang bener-bener sibuk atau mungkin dia....tak peduli dengan ku dan ketemu sama cewek lain? Amit-amit, jangan sampe aku berpikir gitu, kita kan udah saling janji dan aku pun bener-bener ngejaga hati ini selama 5 taun hanya untuk Rama seorang, kalo ini bener-bener terjadi, itu artinya semua perjuangan dan pengorbanan ku selama ini cuman sia-sia dong. Oh no!!
“Ram, aku merindukanmu sayang”, aku mengirimnya SMS.
No replay until about 5 hours. What is it mean?
“Melodi ndut ku yang tersayang, seberapa kangennya kamu sama aku? Paling juga nggak bisa ngalahin rasa rinduku ke kamu.” Balas Rama yang selalu meruntuhkan pikiran negatifku.
Jam pulang pun tiba, dan aku segera bergegas untuk pulang berharap bisa skypyan dengan Rama. Tapi Rama off, dia pun tak membalas SMS ku. Nomornya nggak aktif. Aku pun gelisah hingga malam pun tiba. Ku baringkan badan ku di atas kasur berbalut kain sepray warna jingga bermotif bunga. Kegelisahan ku semakin bertambah ketika hujan turun dengan sangat derasnya. Handphone ku berdering dan terlihat jelas nama RamSa di sana, Rama Sayang. Dia di depan rumah dengan membawa payung birunya.
picture by favim.com
Thanks for trusting and waiting me, Honey. Will you marry me?” Rama memayungiku dan menunjukkan sebuah cincin untuk ku.
Of course..


Comments
0 Comments

0 komentar: