Read Me

Sabtu, 07 September 2013

Mahasiswa Bermuka Siswa SMP (Pujian vs Sindiran)

Berawal dari kepergian ku menuju tempat les. This Saturday, aku harus kembali mengikuti placement test setelah hampir setahun aku off dari tempat les ku. Soalnya terakhir kali, karna program tertentu di kampus, aku harus join ke lembaga les lainnya.

Siang itu aku berangkat seperti biasa, yaitu 1 jam sebelum jadwal tes dimulai, maklum Fitria kan super tepat waktu kalau ngapa-ngapain. Kecuali tepat waktu buat bayar utang, soalnya aku nggak punya utang. #ndak yo? Dengan modal motor pinjeman sahabat karibku, Fiky (bukan nama cowok lho, ntar kayak kakakku yang ngira si Fiky pacarku pas SMA. Emang aku lesbi? :D), aku menempuh kira-kira 25 km dari kosan. Aku pikir bakalan ngabisin waktu 30 menitan, eh ternyata cuman 15 menit karna lewat jalan pintas. Sesamapainya diruang ujian, aku sendirian. Belum ada satu orang pun yang dateng. Setelah kira-kira 15 menit menunggu, ada petugas yang nempelin kertas di pintu ruangan dimana aku duduk sendirian di dalamnya. Beberapa detik kemudian aku keluar buat ngeliat pengumuman apa yang ada dikertas.

Aku pikir itu kertas adalah nama-nama peserta ujian, tapi ternyata pengumuman kalau ruangannya pindah di ruang sebelah. Dan bagusnya lagi, di situ kumpul sama anak-anak SMP. Iya, soalnya akibat dari kurangnya jumlah pengawas yang pada ada kegiatan lain di luar, akhirnya si calon siswa program English for Teenager (EA) harus digabung dengan English for Adult (EA). Dari sinilah dimulai kembali suggestion that I’m a junior high school student, yang artinya aku dianggap sebagai anak SMP lagi, padahal kemarin-kemarin senggaknya aku dianggap anak SMA, dan walau sesekali, aku dianggap sebagai seorang mahasiswa. Padahal kan emang aslinya aku itu mahasiswa.( -_-“)

Tak hanya sekali dalam sehari waktu itu, tapi tiga kali. Pertama karyawasn yang nempel kertas pengumuman, kedua bapa-bapak yang nganterin anaknya yang masih SMP buat plasement test but in ET program, dan terakhir adalah anak SMA kelas  XI yang juga ikut placement test EA kayak aku. Dan kesemuanya akhirnya bilang maaf setelah mereka tanya, “Mbaknya SMA atau SMP? SMA mana?” Dan aku menjawab, “Udak kuliah”. Pas lanjut ada yang tanya semester berapa, bingung..mau jujur buat bilang semester 5, tapi kok unyunya nggak ketulungan? Ntar malah dikira bohong. :D Jadi inget waktu itu. ->

Malam itu aku udah janjian ama temen srombelku buat ngembaliin buku yang udah aku pinjem. Doi mau sekalian jalan sama pacarnya, panggil aja Mrs. S. Pas ketemu di gang depan kosan, aku langsung ngasihin bukunya dan nggak banyak bicara saat itu. Kan nggak enak sama cowoknya kalau kelamaan, orang doi mau jalan bareng. Dan keesokan harinya pas dikampus, Mrs. S bilang kalau semalem cowoknya mikir aku adalah adek temen kampus Mrs. S yang masih duduk di bangku SMP, yang disuruh sama kakaknya buat ngembaliin buku si pacar. #mak jleb

Jadi sebenernya aku harus seneng karna atinya aku masih keliatan muda dan nggak punya muka boros, atau sebeliknya? Aku harus dandan lebih keliatan kayak seorang mahasiswa? Emang dandanan seorang mahasiswa gimana sih yang bener? Emang selama ini aku nggak bener? Hehehe. Tapi menurut Fitria pribadi, yang terpenting adalah kebijaksanaan kita, intelektual kita, dan juga sikap kita udah sesuai sama usia kita. Bukan malah childist.. :)
Comments
0 Comments

0 komentar: