Read Me

Sabtu, 07 Mei 2016

NgeHITSnya Jadi Anak Gunung (Dibaca: Pendaki Gunung)

Ntah sejak kapan tepatnya Mendaki Gunung menjadi salah satu hobi favorit kebanyakan orang (di Indonesia pada khususnya). Dulu pas aku masih make seragam putih abu-abu, rasanya hanya segelintir orang yang kalo bukan bener-bener pecinta alam nggak berani naek gunung. Honestly, aku ingin mendaki gunung sejak lama. Seperti halnya jadi seorang blogger, aku pun ingin mendaki gunung. Bisa dibilang itu adalah impian dan keinginan terpendamku. Terlebih kakak pertamaku adalah salah satu pecinta alam semasa kuliah, cuman setau ku karna terganjal restu orang tua, hanya pertama dan terakhir gunung yang pernah ia daki, yaitu Gunung Lawu.

Sayangnya mendaki gunung sepertinya hanyalah suatu impian yang nggak bakalan terwujud bagiku (pada saat itu). Banyak tawaran dari temen-temen kampus buat aku ikut gabung naek gunung bareng mereka, hanya saja karna dengan alasan klasik, yaitu tidak adanya restu orang tua, aku selalu mengurungkan niat ku untuk mewujudkan impianku selama ini. Tak seperti menjadi blogger yang bisa aku wujudkan diwaktu menjadi seorang mahasiswa, impian untuk menjadi seorang pendaki gunung aku wujudin ketika aku menjadi seorang pegawai. Yah seorang pegawai di ibukota.

Ibukota awalnya merupakan tempat yang sangat membosankan, keras, dan sesak bagiku. Bukan hanya karna jam kerja yang jauh dari kata normal serta kemacetan yang udah bukan merupakan rahasia publik lagi, ibukota tidak pernah membuatku merasa nyaman dengan padatnya kendaraan di jalan raya, gang-gang kecil dipenuhi tikus-tikus yang berlarian diantara selokan, sampah yang menggunung dimana-mana, gedung-gedung bertingkat, perkantoran yang sangat banyak dan sibuk, serta pusat-pusat berbelanjaan yang memang bukan merupakan tempat yang aku sukai. ALAM. Aku sangat merindukan keasrian, keindahan, dan kesegaran alam. Hingga aku dipertemukan dengan mereka, sebut saja MMG.

Banyak hal yang aku pelajari dari mereka, baik tentang persahabatan, persaudaraan, kekeluargaan, bagaimana menikmati keindahan dengan alam, bagaimana ketika kita berada di alam, apa yang harus dipersiapkan sebelum mendaki, apa saja yang tidak boleh dilakukan, bagaimana menjaga satu sama lain, bagaimana untuk saling menjaga ego, bagaimana saling mencintai,……*eh, kok cinta? Iya mencintai sebagai anggota tim, kalopun emang ada yang cinlok dan mungkin bakalan sah nantinya, jodohkan nggak ada yang tau.

Yang pasti kita bukan termasuk anak gunung yang cuman pengen ngehits dan ikut-ikutan tapi lebih tepatnya para pencari kebahagiaan karna beratnya tuntutan kerjaan dan bosan dengan hiruk pikuknya ibukota. Cuman sebelum aku gabung mah kebanyakan dari mereka adalah temen kampus, jadi naek gunung udah menjadi hobi mereka sejak masih dibangku kuliah bahkan ada yang sejak sekolah. Jadi sangat beruntung bisa dipertemukan dengan mereka. Jadi bisa belajar banyak dan dari sumber terpercaya serta terlatih tentang bagaimana mendaki gunung dengan baik dan benar. Karna keselamatan adalah yang paling utama.

Banyak yang bisa kita pelajari dari naek gunung, baik tentang bagaiman menahan ego dan pada saat tertentu kita juga harus cepat mengambil keputusan yang tepat, serta bagaimana kita bekerja dalam tim. Jangan sampai ada salah satu anggota tim yang tertinggal karna hal tersebut sangatlah berbahaya. Jangan pernah malu bertanya ketika tidak tau, bahkan meminta berhenti ketika kau lelah. Yang uni dari naek gunung adalah katanya sifat asli orang bisa terlihat ketika naek gunung. Karna seseorang yang mengatakannya padaku meskipun baru pertama ketemu dan kenal aku, udah bisa nebak gimana watak asliku, padahal bisa dibilang aku yang biasanya jauh berbeda dari aku yang sebenernya. Nggak percaya? Coba aja. J Tapi naek gunung bukan untuk coba-coba ya.

Saat ini fenomena anak hits macem-macem. Adanya meninggal karna melakukan pose dan pengambilan foto di area berbahaya, ada yang menginjak dan merusak tanaman hingga rusak dan mati, ada yang katanya pecinta alam tapi malah menebar dan meninggalkan sampah sembarangan hingga merusak alam tersebut, pokoknya aneh-aneh deh. Termasuk anak hits pendaki gunung. Mulai dari pakaian yang dikenakan, persiapan apa saja yang telah dilakukan, bekal apa saja yang dibawanya, tidak jarang mereka menggunakan pakaian yang tidak aman dan hanya menitik beratkan pada fashion, ada yang hanya naek gunung karna ikut-ikutan dan biar dibilang keren, pokoknya aneh-aneh deh. Sangat disayangkan jika segala sesuatu yang baik tidak diawali dengan niat baik pula, karna akhirnya akan berujung pada hal yang tidak baik. Sangat disayangkan, saat ini udah susah menikmati keindahan alam dengan ketenangan. Khususnya di gunung. Saat ini setiap weekend, terutama long weekend, gunung udah kayak pasar. Jadi rasanya udah beda dan malah pas libur mending di kota aja. Tau kenapa? Karna tempat-tempat wisata pasti bakalan penuh. Hahahaha….*padahal gegara semua planning harus dicancel.


Source: lamperantheexplorer.blogspot.com
Oke, Guys khusus dari aku, jangan sampe merusak lingkungan ya dan bawa sampahmu kembali pulang, kecuali sampah organik yang memang mudah terurai. Dan jangan ambil apapun kecuali gambar (dibaca:foto) juga kenangan. Sekian dari aku, Fitria yang sebenernya belum bisa dibilang anak gunung tapi cukup bilang aja aku penikmat alam. Karna sesedih apapun, alam selalu bisa membuatku tersenyum lebar, tertawa lepas dan melupakan sejenak semua masalah yang ada. Ohy, Guys…jangan pernah juga pergi bahkan mendaki gunung tanpa ijin pihak kluarga mu ya. Itu sangat tidak dianjurkan!!!! Have a nice holiday.
Comments
0 Comments

0 komentar: