Ntah sejak kapan tepatnya Mendaki Gunung
menjadi salah satu hobi favorit kebanyakan orang (di Indonesia pada khususnya).
Dulu pas aku masih make seragam putih abu-abu, rasanya hanya segelintir orang
yang kalo bukan bener-bener pecinta alam nggak berani naek gunung. Honestly, aku ingin mendaki gunung sejak
lama. Seperti halnya jadi seorang blogger,
aku pun ingin mendaki gunung. Bisa dibilang itu adalah impian dan keinginan
terpendamku. Terlebih kakak pertamaku adalah salah satu pecinta alam semasa kuliah,
cuman setau ku karna terganjal restu orang tua, hanya pertama dan terakhir
gunung yang pernah ia daki, yaitu Gunung Lawu.
Sayangnya mendaki gunung sepertinya hanyalah
suatu impian yang nggak bakalan terwujud bagiku (pada saat itu). Banyak tawaran
dari temen-temen kampus buat aku ikut gabung naek gunung bareng mereka, hanya
saja karna dengan alasan klasik, yaitu tidak adanya restu orang tua, aku selalu
mengurungkan niat ku untuk mewujudkan impianku selama ini. Tak seperti menjadi blogger yang bisa aku wujudkan diwaktu
menjadi seorang mahasiswa, impian untuk menjadi seorang pendaki gunung aku
wujudin ketika aku menjadi seorang pegawai. Yah seorang pegawai di ibukota.
Ibukota awalnya merupakan tempat yang sangat
membosankan, keras, dan sesak bagiku. Bukan hanya karna jam kerja yang jauh
dari kata normal serta kemacetan yang udah bukan merupakan rahasia publik lagi, ibukota tidak pernah
membuatku merasa nyaman dengan padatnya kendaraan di jalan raya, gang-gang
kecil dipenuhi tikus-tikus yang berlarian diantara selokan, sampah yang
menggunung dimana-mana, gedung-gedung bertingkat, perkantoran yang sangat
banyak dan sibuk, serta pusat-pusat berbelanjaan yang memang bukan merupakan
tempat yang aku sukai. ALAM. Aku sangat merindukan keasrian, keindahan, dan
kesegaran alam. Hingga aku dipertemukan dengan mereka, sebut saja MMG.
Banyak hal yang aku pelajari dari mereka, baik
tentang persahabatan, persaudaraan, kekeluargaan, bagaimana menikmati keindahan
dengan alam, bagaimana ketika kita berada di alam, apa yang harus dipersiapkan
sebelum mendaki, apa saja yang tidak boleh dilakukan, bagaimana menjaga satu
sama lain, bagaimana untuk saling menjaga ego, bagaimana saling mencintai,……*eh,
kok cinta? Iya mencintai sebagai anggota tim, kalopun emang ada yang cinlok dan
mungkin bakalan sah nantinya, jodohkan nggak ada yang tau.
Yang pasti kita bukan termasuk anak gunung yang
cuman pengen ngehits dan ikut-ikutan
tapi lebih tepatnya para pencari kebahagiaan karna beratnya tuntutan kerjaan
dan bosan dengan hiruk pikuknya ibukota. Cuman sebelum aku gabung mah
kebanyakan dari mereka adalah temen kampus, jadi naek gunung udah menjadi hobi
mereka sejak masih dibangku kuliah bahkan ada yang sejak sekolah. Jadi sangat
beruntung bisa dipertemukan dengan mereka. Jadi bisa belajar banyak dan dari
sumber terpercaya serta terlatih tentang bagaimana mendaki gunung dengan baik
dan benar. Karna keselamatan adalah yang paling utama.
Banyak yang bisa kita pelajari dari naek
gunung, baik tentang bagaiman menahan ego dan pada saat tertentu kita juga
harus cepat mengambil keputusan yang tepat, serta bagaimana kita bekerja dalam
tim. Jangan sampai ada salah satu anggota tim yang tertinggal karna hal
tersebut sangatlah berbahaya. Jangan pernah malu bertanya ketika tidak tau,
bahkan meminta berhenti ketika kau lelah. Yang uni dari naek gunung adalah
katanya sifat asli orang bisa terlihat ketika naek gunung. Karna seseorang yang
mengatakannya padaku meskipun baru pertama ketemu dan kenal aku, udah bisa
nebak gimana watak asliku, padahal bisa dibilang aku yang biasanya jauh berbeda
dari aku yang sebenernya. Nggak percaya? Coba aja. J Tapi naek gunung bukan untuk
coba-coba ya.
Saat ini fenomena anak hits macem-macem. Adanya
meninggal karna melakukan pose dan pengambilan foto di area berbahaya, ada yang
menginjak dan merusak tanaman hingga rusak dan mati, ada yang katanya pecinta
alam tapi malah menebar dan meninggalkan sampah sembarangan hingga merusak alam
tersebut, pokoknya aneh-aneh deh. Termasuk anak hits pendaki gunung. Mulai dari pakaian yang dikenakan, persiapan
apa saja yang telah dilakukan, bekal apa saja yang dibawanya, tidak jarang
mereka menggunakan pakaian yang tidak aman dan hanya menitik beratkan pada fashion, ada yang hanya naek gunung
karna ikut-ikutan dan biar dibilang keren, pokoknya aneh-aneh deh. Sangat disayangkan
jika segala sesuatu yang baik tidak diawali dengan niat baik pula, karna
akhirnya akan berujung pada hal yang tidak baik. Sangat disayangkan, saat ini
udah susah menikmati keindahan alam dengan ketenangan. Khususnya di gunung. Saat
ini setiap weekend, terutama long weekend, gunung udah kayak pasar. Jadi
rasanya udah beda dan malah pas libur mending di kota aja. Tau kenapa? Karna
tempat-tempat wisata pasti bakalan penuh. Hahahaha….*padahal gegara semua planning harus dicancel.
![]() |
Source: lamperantheexplorer.blogspot.com |
Oke, Guys
khusus dari aku, jangan sampe merusak lingkungan ya dan bawa sampahmu kembali
pulang, kecuali sampah organik yang memang mudah terurai. Dan jangan ambil
apapun kecuali gambar (dibaca:foto) juga kenangan. Sekian dari aku, Fitria yang
sebenernya belum bisa dibilang anak gunung tapi cukup bilang aja aku penikmat
alam. Karna sesedih apapun, alam selalu bisa membuatku tersenyum lebar, tertawa
lepas dan melupakan sejenak semua masalah yang ada. Ohy, Guys…jangan pernah juga pergi bahkan mendaki gunung tanpa ijin
pihak kluarga mu ya. Itu sangat tidak dianjurkan!!!! Have a nice holiday.