Walau pun bagi para perokok aktif
mau gimana pun model kemasan atau iklannya, mereka susah banget move on sama
yang namanya rokok ini, melebihi move on mereka dari mantan. Tapi senggaknya calon
pemakai bakalan berpikir lebih lah.
Kadang aku sendiri pengen ketawa
tiap kali ada orang yang bilang cowok yang nggak ngerokok itu banci lah apa
lah. Eh, situ harus inget dulu istilah yang belakangan ini muncul, “Kebanyakan
cowok yang perutnya sixpacks itu
pacarnya ganteng, sedangkan cowok gendut itu pacarnya cantik”. Entah darimana
munculnya istilah itu, cuman yang aku maksud disini kalau orang dibilang banci
dan semacamnya itu cuman istilah dan cara pandang orang lain terhadap dia aja. Toh
apa ukuran kejantanan seorang pria diukur melalui rokok? Kalo iya, menurut ku
rendah banget tolok ukurnya?
Jujur Fitria emang nggak suka
sama rokok, tapi nggak menutup kemungkinan buat suka sama cowok perokok :D. Cuman
cowok yang ngerokok itu kecenya turun 70%. Aku paling anti sama asap rokok. Dimana
pun kalo ada asap rokok aku bakal tutup idung. Terserah mau dibilang sok lah,
nyinggung perasaanlah, nggak penting. Harusnya si perokok aktif yang harusnya
sadar, betapa dia ganggu lingkungan yang tadinya punya udara sehat buat
dijadiin sumber racun. Cari smoking area lah, please.
Pasti sering lah kalian pada
denger kandungan apa aja yang ada di rokok itu sendiri dan apa dampaknya. Berikut
sedikit tentang itu:
1. Karbon
Monoksida (CO)
Gas CO mampu mengikat hemoglobin
(Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit). Cara kerjanya lebih kuat
dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara
yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan
oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh
yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui
kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme
berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan
terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan
terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di
saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil.
2.
Nikotin
Nikotin bukan merupakan komponen
karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin,
dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru,
nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain,
nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan
merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik yang
menyebabkan si perokok susah untuk meninggalkan rokok. Efek nikotin menyebabkan
perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu
jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan
tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi (darah
tinggi). Selain itu nikotin mampu membuat merangsang berkelompoknya trombosit
(sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat
pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal
dari rokok.
Kandungan zat berbahaya lainnya dari
rokok adalah Tar, Kadmium, Akrolein, Amoniak, Asam Format,
HidrogenSianida/HCN, NitrousOxid, Formaldehid, Fenol, Asetol, Hidrogensulfida, Piridin, MetilKlorida,
dan Metanol. Lebih dari 4000 zat yang terkandung di dalamnya dan sekitar 2000
diataranya adalah zat berbahaya.
Dari fakta di atas nggak heran kalo pernah ada fatwa
haram merokok yang jadi pro kontra. Cuman sebagai orang awam, kata haram
terlalu ekstrim, makruh lebih tepat. Semoga bermanfaat.