Analisis Regresi
Pengaruh Current Rasio, Debt to Equity, ROA, ROE, dan
EPS terhadap Harga Saham
Mata Kuliah : Statistika
Ekonomi
Disusun
Oleh :
ELYANA AYU SORAYA 7211411128
PRISTIANI 7211411135
DYAH ATMI FITTRIAS TUTI 7211411175
PUTRI APRILIANA WULANDARI 7211411177
NURUL ICHSANI 7211411183
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Pada
umumnya perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya
berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan penekanan biaya
(minimum) dalam rangka meningkatkan daya saing baik dipasar domestik maupun
pasar global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasikan sistem
manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain
dengan melakukan hubungan kontraktual dengan para pemasok dan investor.
Perkembangan
industri memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan
industri yang pesat membawa implikasi pada persaingan antar perusahaan dalam industri.
Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerjanya
agar tetap bertahan dalam masa krisis maupun persaingan yang semakin ketat.
Kinerja perusahaan tersebut pada akhir periode harus dievaluasi untuk
mengetahui perkembangan perusahaan.
Melalui
analisis laporan keuangan, maka didapat data tentang posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan kekuatan keuangan yang dimiliki perusahaan. Salah satu manfaat
dari analisis laporan keuangan, kita dapat melakukan analisis terhadap rasio
keuangan perusahaan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Analisis rasio
keuangan merupakan analisis tradisional, sering dipakai dan juga mudah dalam
penggunaannya. Alat ukur yang dipakai analisis rasio keuangan berupa
rasio-rasio keuangan perusahaan.
Agar
rasio-rasio itu mempunyai arti, maka rasio yang dihitung harus dari
variable-variabel yang mampu memberikan arti. Analisis rasio mampu menjelaskan
hubungan antara variable-variabel yang bersangkutan sehingga dapat digunakan
untuk menilai suatu kondisi keuangan dan dapat dipakai sebagai dasar
perbandingan dari waktu ke waktu.
Ada
beberapa ukuran kinerja keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini
dimana masing-masing rasio digunakan untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap
harga saham. Variabel kinerja keuangan yang akan dibahas dalam penelitian ini,
yaitu :
1.
Current Rasio
Merupakan perbandingan antara aktiva
lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities). Current
Ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang baik bagi kreditor jangka
pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi
kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya. Akan tetapi current ratio yang
tinggi akan berpengaruh negative terhadap kemampuan memperoleh laba
(rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami
pengangguran.
2.
Debt to Equity
Menggambarkan perbandingan antara total
hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan
usaha. Semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak
memanfaatkan hutang-hutang relative terhadap ekuitas. Semakin besar DER
mencerminkan risiko perusahaan yang relative tinggi.
3.
Return on Asset (ROA)
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan.
4.
Return on Equity (ROE)
Menerangkan laba bersih yang dihasilkan
untuk setiap ekuitas. Semakin besar ROE menandakan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para
pemegang saham prioritas yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham. Rasio
ini juga dipengaruhi oleh besar-kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi
hutang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.
5.
Earning per Share (EPS)
Merupakan variabel yang menunjukkan
bahwa semakin besar variabel tersebut menandakan kemampuan perusahaan yang
lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham.
Untuk keperluan analis, seseorang perlu memperhatikan EPS di masa yang akan
datang, bukan EPS yang telah diperoleh. Hal tersebut dikarenakan harga saham
hari ini merupakan present value dari penghasilan-penghasilan yang akan
diterima oleh pemodal di masa yang akan datang, dan penghasilan, penghasilan
tersebut akan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba di
masa yang akan datang.
Pasar modal merupakan wadah alternatif
selain bank dan lembaga keuangan non bank bagi para investor untuk melakukan
penanaman modal (investasi). Salah satu indikasi bekerjanya pasar modal secara
optimal adalah ketersediaan informasi, baik informasi keuangan maupun informasi
non keuangan yang bersifat simetris dan dapat diakses oleh semua pihak yang
berkepentingan. Informasi tersebut berguna bagi investor sebagai dasar
mengadakan penilaian terhadap perusahaan. Oleh karena itu peranan pasar modal
menjadi semakin penting mengingat fungsi pasar modal sebagai tempat bertemunya
pihak yang membutuhkan dana, dan pihak yang ingin menanamkan modalnya. (Wiji P
dan Hendy F,3:2006).
Penilaian emiten suatu perusahaan didapat dari
informasi yang tersedia di pasar modal sehingga masyarakat dapat dengan mudah
memperoleh informasi tentang penilaian emiten suatu perusahaan. Salah satu aspek yang dinilai
oleh masyarakat dalam investasi adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur
dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan selalu
mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat mengetahui
bagaimana kinerja perusahaan, dan prospek perusahaan tersebut ke depan. Penelitian
ini dimaksudkan untuk menganalisis keterkaitan dan pengaruh variable independen
terhadap variabel dependen. Yaitu menganalisis
pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari beberapa rasio keuangan yang
berupa, , CR (Current Ratio), DER (Debt to Equity Ratio) ROA (Return On Assets)
dan Return On Equity (ROE), EPS (Earning Per Share) terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Data Penelitian :
Nama Perusahaan
|
Current ratio
|
Debt To Equity
|
ROA
|
ROE
|
EPS
|
Harga
Saham
|
PT KMI Wire and Cable, tbk
|
2,3
|
0,5
|
9,9
|
14,7
|
31,1
|
134
|
PT Megapolitan Development, tbk
|
2,5
|
0,6
|
0,9
|
7,5
|
2
|
115
|
PT Multistrada Arah Sarana,tbk
|
1,2
|
0,9
|
0,3
|
0,6
|
2,1
|
365
|
PT Hotel Sahid Jaya International, tbk
|
1,7
|
0,4
|
1
|
1
|
12
|
365
|
PT Pan Brothers, tbk
|
1,3
|
1,2
|
4
|
8,7
|
22
|
385
|
PT Tunas Baru Lampung, tbk
|
1,4
|
2
|
4,9
|
14,7
|
53,6
|
485
|
PT Jaya Pari Steel, tbk
|
5,8
|
0,2
|
2,8
|
3,3
|
15,1
|
360
|
PT Modernland Realty, tbk
|
0,9
|
106
|
6
|
12
|
42
|
880
|
PT Pembangunan Jaya Ancol, tbk
|
2
|
0,4
|
10
|
14
|
119
|
1020
|
PT Pelat Timah Nusantara, tbk
|
1,6
|
1,1
|
0,6
|
13,5
|
30
|
255
|
PT Gunawan Dianjaya Steel, tbk
|
2,5
|
0,4
|
0,1
|
0,1
|
25
|
132
|
PT Trust Finance Indonesia, tbk
|
19,5
|
1,1
|
0,1
|
0,1
|
66,3
|
790
|
PT Selamat Sempurna, tbk
|
2,6
|
0,8
|
18,4
|
33,9
|
162
|
1560
|
PT Tiga Pilar Sejahtera Food, tbk
|
0,9
|
2,2
|
7
|
23,5
|
91
|
475
|
PT Ekadharma International, tbk
|
2
|
0,6
|
11,7
|
19,1
|
44,8
|
450
|
PT Adhi Karya, tbk
|
1,1
|
6,2
|
0,1
|
0,2
|
127
|
650
|
PT Martina Berto, tbk
|
4,1
|
0,5
|
0,1
|
0,1
|
47
|
455
|
PT Trikomsel Oke, tbk
|
1,6
|
1,5
|
13,3
|
33,8
|
89
|
860
|
PT BW Plantation, tbk
|
1
|
1,5
|
9,5
|
23,4
|
107,8
|
1230
|
PT Intiland Development, tbk
|
1,5
|
0,7
|
4,6
|
7,7
|
30,9
|
255
|
PT Kedawung Setia Industrial, tbk
|
1,4
|
1,1
|
4,4
|
9,3
|
70
|
335
|
PT Alkindo Naratama, tbk
|
1,3
|
0,8
|
0,1
|
0,1
|
56
|
550
|
PT Cardig Aero Service, tbk
|
2,1
|
1
|
0,6
|
0,2
|
43
|
820
|
PT Panorama Transportasi, tbk
|
2,1
|
3,1
|
3,3
|
13,8
|
27,3
|
175
|
PT Matahari Putra Prima, tbk
|
1,5
|
0,8
|
2
|
3,6
|
38
|
1560
|
PT Sidomulyo Selaras, tbk
|
2,1
|
0,3
|
3,2
|
4,2
|
8
|
280
|
PT Panorama Sentrawisata, tbk
|
1,2
|
2,3
|
2,6
|
8,6
|
29
|
197
|
PT Multipolar, tbk
|
1,6
|
1
|
1
|
1,9
|
11
|
215
|
PT Panca Global Securities, tbk
|
5,6
|
0,2
|
0,1
|
0,1
|
28
|
225
|
PT Multi Indocitra, tbk
|
3,4
|
0,3
|
0,2
|
0,1
|
70
|
355
|
Hasil analisis
melalui SPSS
Variables Entered/Removedb
|
|||
Model
|
Variables Entered
|
Variables Removed
|
Method
|
1
|
EPS, Cuurrent Ratio, Debt to Equity, ROE, ROAa
|
.
|
Enter
|
a.
All requested variables entered.
|
|
||
b.
Dependent Variable: Harga Saham
|
Tabel
pertama menunjukkan variabel apa saja yang diproses, mana yang menjadi variabel
bebas dan variabel terikat.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Goodness of Fit
Model Summaryb
|
|||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.713a
|
.509=
|
.407
|
305.8132
|
1.967
|
a. Predictors: (Constant), EPS, Cuurrent Ratio, Debt to Equity,
ROE, ROA
|
|||||
b.
Dependent Variable: Harga Saham
|
|
|
Tabel kedua menampilkan nilai R
yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi. Pada table
diatas nilai korelasi adalah 0,713.
Nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada
di kategori lemah. Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi (KD) yang
menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variabel
bebas dan variabel terikat. Nilai KD yang diperoleh adalah 40,7% yang dapat ditafsirkan bahwa
variabel bebas X memiliki pengaruh kontribusi sebesar 40,7% terhadap variabel Y dan 59,3% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yang tidak diteliti.
b.
Uji
Autokorelasi
Model Summaryb
|
|||||
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.713a
|
.509=
|
.407
|
305.8132
|
1.967
|
a. Predictors: (Constant), EPS, Cuurrent Ratio, Debt to Equity,
ROE, ROA
|
|||||
b.
Dependent Variable: Harga Saham
|
|
|
Deteksi
Autokorelasi Positif:
dW
< dL maka terdapat autokorelasi positif,
dW
> dU maka tidak terdapat autokorelasi positif,
dL
< dW < dU maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.
Deteksi Autokorelasi Negatif:
(4 - dW) < dL maka
terdapat autokorelasi negatif,
(4 - dW) > dU maka tidak terdapat autokorelasi negatif,
(4 - dW) > dU maka tidak terdapat autokorelasi negatif,
dL < (4 - dW) < dU
maka pengujian tidak meyakinkan atau tidak dapat disimpulkan.
Deteksi Autokorelasi Positif:
1,967 > 1,8326 maka tidak terdapat autokorelasi positif---> Benar
1,967 > 1,8326 maka tidak terdapat autokorelasi positif---> Benar
Deteksi Autokorelasi Negatif:
Jika 2,033 > 1,8326 maka tidak terdapat autokorelasi negatif---> Benar
Jika 2,033 > 1,8326 maka tidak terdapat autokorelasi negatif---> Benar
Kesimpulan :
“Pada
analisis regresi tidak terdapat autokorelasi positif
dan tidak terdapat autokorelasi negatif sehingga
bisa disimpulkan sama sekali tidak terdapat autokorelasi.”
c.
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity Statistics
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
161.775
|
107.770
|
|
1.501
|
.146
|
|
|
Cuurrent Ratio
|
7.914
|
17.652
|
.068
|
.448
|
.658
|
.893
|
1.120
|
|
Debt to Equity
|
3.599
|
2.988
|
.174
|
1.204
|
.240
|
.982
|
1.018
|
|
ROA
|
30.247
|
29.444
|
.360
|
1.027
|
.315
|
.167
|
5.997
|
|
ROE
|
-9.819
|
13.901
|
-.243
|
-.706
|
.487
|
.173
|
5.787
|
|
EPS
|
5.947
|
1.799
|
.595
|
3.306
|
.003
|
.632
|
1.581
|
|
a.
Dependent Variable: Harga Saham
|
|
|
|
|
|
Uji Multikolinearitas dilakukan
dengan menggunakan nilai VIF :
Model dinyatakan terbebas dari
gangguan multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF < 10 atau tolerance
diatas 0,1.
Dari tabel diatas memberikan semua nilai VIF < 10
atau nilai tolerance diatas 0,1, berarti tidak terdapat gejala
multikolinearitas pada penelitian ini atau variabel-variabel tersebut tidak
ortogonal atau terjadi kemiripan.
d.
Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan veriance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance tetap maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas dilakukan
dengan memplotkan grafik antara SRESID dengan ZPRED di mana gangguan
heteroskedastisitas akan tampak dengan adanya pola tertentu pada grafik. Tampak pada diagram di atas bahwa
model penelitian tidak mempunyai gangguan heteroskedastisitas karena tidak ada
pola tertentu pada grafik. Titik-titik pada grafik relatif menyebar baik di
atas sumbu nol maupun di bawah sumbu nol.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik histogram
yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati
distribusi normal. Dari tampilan grafik histogram diatas dapat disimpulkan
bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal karena grafik
berbentuk lonceng (simetris) sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
Gambar menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik
telah mendekati atau hampir berhimpit dengan sumbu diagonal atau membentuk
sudut 45 derajad dengan garis mendatar. Interpretasinya adalah bahwa nilai
residual pada model penelitian telah terdistribusi secara normal.
Uji Regresi Berganda
e. Uji F
ANOVAb
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
2325700.907
|
5
|
465140.181
|
4.974
|
.003a
|
Residual
|
2244521.793
|
24
|
93521.741
|
|
|
|
Total
|
4570222.700
|
29
|
|
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), EPS, Cuurrent Ratio, Debt to Equity, ROE, ROA
|
|
|||||
b.
Dependent Variable: Harga Saham
|
|
|
|
Uji F (uji simultan) adalah untuk
melihat pengaruh variabel bebas yaitu terhadap variabel terikatnya yaitu DA
secara serempak. Tabel diatas digunakan untuk
menentukan taraf signifikansi atau linieritas dari regresi. Kriterianya dapat
ditentukan berdasarkan uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig.). Cara yang
paling mudah dengan uji Sig., dengan ketentuan, jika Nilai Sig. < 0,05, maka
model regresi adalah linier, dan berlaku sebaliknya. Berdasarkan tabel ketiga,
diperoleh nilai Sig. = 0,03
yang berarti <
kriteria signifikan (0,05), dengan demikian model persamaan regresi berdasarkan
data penelitian adalah signifikan artinya, model regresi linier memenuhi
kriteria linieritas.
f. Uji t
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity Statistics
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
161.775
|
107.770
|
|
1.501
|
.146
|
|
|
Cuurrent Ratio
|
7.914
|
17.652
|
.068
|
.448
|
.658
|
.893
|
1.120
|
|
Debt to Equity
|
3.599
|
2.988
|
.174
|
1.204
|
.240
|
.982
|
1.018
|
|
ROA
|
30.247
|
29.444
|
.360
|
1.027
|
.315
|
.167
|
5.997
|
|
ROE
|
-9.819
|
13.901
|
-.243
|
-.706
|
.487
|
.173
|
5.787
|
|
EPS
|
5.947
|
1.799
|
.595
|
3.306
|
.003
|
.632
|
1.581
|
|
a.
Dependent Variable: Harga Saham
|
|
|
|
|
|
Uji T (parsial) adalah untuk
melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel
terikatnya. Tabel
diatas
menginformasikan model persamaan regresi yang diperoleh dengan koefisien
konstanta dan koefisien variabel yang ada di kolom Unstandardized Coefficients
B. Berdasarkan tabel ini diperoleh model persamaan regresi : Y =161,775 + 7,914X1 + 3,599X2 + 30,247X3 – 9,819 X4 + 5,947 X5