Pagi ini aku
udah melebarkan senyuman karna suatu hal kecil. Sepele sih sebenernya. Pas berangkat
ke kantor ada anak kecil yang lagi berjalan di jalan beraspal. Umur anak itu
sekitar 2-3 tahunan, usia belajar jalan gitu deh. Nah sedangkan ibunya lagi
asik mengobrol dengan yang lainnya. Pas aku melintas, ibu-ibu itu baru
menyadari hal itu dan langsung triak takut anak itu tertabrak, tapi aku hanya
tersenyum melihat anak itu karna si anak cuga tersenyum seakan berkata, “Yey,
aku berhasil meloloskan diri dan berjalan sejauh ini. Mama, aku bisa”. Saat itu
aku berpikir, betapa bersemangatnya kita dulu belajar dan berlatih. Sebelum bisa
jalan, kita mau untuk ngesot (dalam bahasa Jawa: Nggangsur), kemudian mulai
merangkak, merayap, dan akhirnya berdiri, berjalan, hingga berlari. Tapi sekarang,
ketika sudah bisa semua itu, hanya untuk belajar dan mencari pekerjaan, kita
sudah mengeluh. Betapa payahnya kita.
Ingatlah,
betapa orang tua kita bersabar dalam berjuang melihat anak-anak mereka sukses. Tanpa
menyerah memeras keringat. Esok, kita akan mengalami hal itu, karna kita adalah
calon Bapak dan Ibu, Mama dan Papa, Ayah dan Bunda. Yes, we are. Jadi sekarang,
ketika ingin menyerah, ingatlah masa kanak-kanak kita itu. Kenapa? Karna harusnya
pas kita sudah sedewasa ini, kita harus bisa lebih baik, bahkan jauh lebih baik
daripada semasa kecil. gampangnya masak iya kita kalah sama anak kecil? J yakinlah, kita pasti
bisa!! Semangat dan Bismillah buat kita semua. Selalu bersyukurya, Sist, Bro. J