Read Me

Rabu, 27 November 2013

Cantik itu Mahal

Denger kata cantik, dalam pikiran kita terutama para kaum Adam pasti cewek putih, tinggi, seksi, body kayak gitar spanyol. Tapi ada beberapa yang mikir (walo cuman kaum minoritas) yang berpendapat kalo cewek cantik itu yang berkepribadian baik, setia, ramah, baik hati, pokoknya yang baik-baiklah, alias iner beauty.

Cantik sebenernya nggak cuman bertitik berat pada sosok cewek sebagai manusia doang, melainkan juga makhluk atau hal lainnya. Keindahan alam negeri kita tercinta misalnya. Gunung, laut, pantai, danau, air terjun, dan lain sebagainya di Indonesia bisa kita bilang cantik juga bukan?

Tapi disini Fitria lebih pengen bahas soal cantik itu identik dengan kata mahal. Pasti banyak dari kalian yang bakalan setuju sama pendapat Fitria. Coba amatin deh, banyak dari artis-artis itu kan cantik, model juga termasuk dalam kategori ini. Nggak mungkin dong kalo diantara mereka itu nggak pernah yang namanya perawatan di salon? Dan duwit yang mereka keluarin buat nyalon pun nggak sedikit. Kalo di kalangan mahasiswa juga kan udah mulai sadar penampilan n’care sama dandanan mereka, nggak sedikit pula yang menganggap itu adalah asset bagi kaum Hawa. Jadi mereka pun mati-matian nyisihin uang bulanan atau mungkin mingguan mereka buat bisa cukup dibuat ke salon.

Karna cantik itu menarik banyak perhatian, jadi orang-orang pun sering make kata cantik buat promoin produk-produk tertentu. Coba aja liat show room mobil, banyak cewek cantik bahkan seksi yang jadi SPG kan? Produk apapun lah, pasti banyak cewek seksinya yang jadi SPG. Ada lagi nomor perdana.

Kalo kalian pernah beli atau punya nomor perdana, pasti pernah tau yang namanya nomor cantik. Nilai intrinsiknya jauh beda dengan nilai nominalnya. Isi pulsa cuman Rp 2.000 atau Rp 3.000, harganya sampe Rp 50.000. apesnya lagi kalau niat kita beli dengan harga biasa sesuai nilai nominalnya, tapi ternyata ada miss komunikasi karna kurang adanya pengalaman. Duh, udah uang terbatas, anak kos, mau ngirit, malah ketlorop. Anggap kurang beruntung aja hari itu, atau berharap aja kalo nomor cantik itu bikin kamu tambah cantik (bagi cewek) atau bisa dapetin cewek cantik (bagi cowok). :D


Akhir kalimat, Fitria cuman mau bilang kalo cantik itu relatif, yang terpenting bukan cantik 
fisik, melainkan cantik hatinya. Dan ati-ati sama penampilan fisik, soalnya kadang apa yang kita liat itu jauh beda sama apa yang ada di dalemnya. Liat aja kasusu-kasus yang udah ada, banyak wanita operasi plastik dimana abis nikah ternyata anaknya jelek nggak kayak ibunya yang cantik. Abis aspal sih (asli palsu). Bye..bye.. J

Minggu, 03 November 2013

Contoh Artikel Konseptual

INOVASI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) EDUKASI GUNA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT AKAN BAHAYA SAMPAH


ABSTRAK

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat pembuangan terakhir bagi sampah-sampah yang berada pada suatu wilayah tertentu. Setiap wilayah memiliki TPA-nya masing-masing yang dikelola oleh pengelola TPA dan Dinas Pekerjaan Umum . Sampah merupakan masalah yang tidak bisa dihindari, karena sampah senantiasa dihasilkan oleh masyarakat baik melalui rumah tangga maupun industri. Sampah juga memberikan andil dalam peningkatan pemanasan global karna mengandung gas metana (CH4) yang dapat menyebabkan efek rumah kaca. Untuk mengurangi masalah tersebut salah satu cara yang dilakukan oleh Kabupaten Pati adalah perbaikan lingkungan TPA yang biasanya terkesan kotor, kumuh, dan bau. Selain itu peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah sangat dibutuhkan. Karena manusia adalah sumber dan penghasil sampah.
Kata Kunci: Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Sampah, Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global.


LATAR BELAKANG

“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996).

Sampah menjadi masalah penting bagi lingkungan karena sampah mengandung gas metana (CH4) yang dapat menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab pemanasan global.

Efek rumah kaca merupakan suatu efek yang terjadi dari gas-gas polutan yang melapisi bumi sehingga sinar matahari yang berhasil menerobos, panasnya akan tertahan dan tidak dapat lepas kembali ke atmosfer bebas. Gas polutan yang membentuk Gas Rumah Kaca (GRK) adalah CO, CO2, dan CH4.

Sedangkan pemanasan global adalah perubahan  yang disebabkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang mengubah komposisi atmosfer secara global dan mengakibatkan perubahan variasi iklim yang dapat diamati dan dibandingkan selama kurun waktu tertentu.

Jadi sebagai salah satu sumber dari masalah pemanasan global, penanggulangan masalah sampah harus benar-benar diperhatikan. Semua masalah sampah berasal dari sikap manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan. Sehingga cara yang paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat pembuangan terakhir bagi sampah-sampah yang berada pada suatu wilayah tertentu. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat dimanfaatkan sebagai media guna meningkatkan kesadaran masyarakat. Yaitu dengan cara menjadikan TPA menjadi tempat yang memiliki nilai edukasi, sehingga dapat menjadi TPA Edukasi.



ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih relatif rendah. SDM yang relatif rendah tersebut dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat termasuk pola pikir mereka dalam kepeduliannya terhadap lingkungan.

Sebagai salah satu penyebab masalah lingkungan, masalah sampah harus diperhatikan secara serius. Manusia yang merupakan penghasil sampah menjadi penyebab utama terjadinya masalah sampah tersebut. Sehingga cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah tersebut adalah diawali dari peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah dan dampak yang dapat ditimbulkan olehnya.

Salah satu upaya peningkatan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah dapat dilakukan melalui TPA edukasi. TPA edukasi merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang dikelola sedemikian rupa oleh pemerintah dan Dinas Pekerjaan Umum dengan menambahkan nilai edukasi dalam pengelolaannya, sehingga dapat dimanfaatkan lebih optimal, dan tidak hanya dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan akhir semata.

Salah satu contoh TPA edukasi adalah TPA yang berada di Kabupaten Pati yang dikelola oleh Pengelola TPA Kecamatan Margorejo dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati. Jadi TPA tersebut sebagian areanya dijadikan sebagai kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman Hayati), taman bacaan, dan area outbound dan bumi perkemahan. Sehingga selain dapat melihat proses pengolahan sampah, masyarakat (pengunjung) dapat pula menikmati fasilitas lainnya yang telah disediakan tanpa ada rasa jijik karna bau, kotor, ataupun kumuh. Karena TPA tersebut telah dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan bau dan tidak menjadikan tempat tersebut terkesan kotor dan kumuh.

Dalam mengelola sampah, TPA di Kabupaten Pati tersebut menggunakan metode Controlled Land Fill yaitu sampah dibuang lubang berukuran besar kemudian ditimbun dengan lapisan tanah dan dipadatkan. Penimbunan dilakukan berulang kali sehingga lubang penuh. Lubang yang telah penuh (disebut zona non aktif) inilah yang kemudian digunakan sebagai ruang publik yaitu yang dijadikan sebagai lokasi kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman Hayati), taman bacaan, area outbound, dan bumi perkemahan.
Selain TPA edukasi yang telah dilaksanakan oleh Kabupaten Pati tersebut baik dimanfaatkans sebagai lokasi kebun binatang mini, kebun Kehati (Keanekaragaman Hayati), taman bacaan, area outbound, dan bumi perkemahan, TPA edukasi juga dapat dikelola untuk dijadikan sebagai taman pintar seperti yang telah ada di Yogyakarta. Begitu banyak jenis sampah yang ada di TPA, sehingga perlu dilakukan suatu pemilahan. Karena setiap jenis sampah dikelola dengan metode yang berbeda, sesuai dengan jenisnya.

Ketika suatu TPA dikonsep seperti Taman Pintar, maka di dalam area TPA tersebut dapat dibuat permainan-permainan edukatif yang memanfaatkan sampah sebagai medianya. Misalnya saja dengan menyediakan tempat sampah yang didesain semenarik mungkin guna menarik perhatian dan digunakan untuk memisahkan antara jenis sampah organik dan anorganik. Dapat pula diciptakan permainan adu kreasi, yaitu dengan menjadikan sampah sebagai bahan kerajinan untuk meningkatkan  kreatifitas. Selain itu mobil-mobil rongsokan yang telah menjadi sampah dapat dihias dan diperbaiki sehingga dapat dijadikan mainan pengunjung (terutama anak-anak).

Dengan mengetahui cara pengelolaan sampah melalui TPA edukasi, masyarakat mampu meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Masyarakat akan memahami begitu banyaknya sampah yang telah mereka hasilkan dan dibutuhkan proses yang panjang dan relatif sulit untuk menjadikan tumpukan sampah tersebut agar tidak mengganggu lingkungan dan kehidupan masyarakat itu sendiri. Karena sampah dapat pula menjadi sumber penyakit, terlebih jika volume sampah tersebut tinggi. Sehingga, melalui TPA edukasi masyarakat dapat mengubah pola pikir mereka dan meninggalkan kebiasaannya yang dulu, yaitu membuang sampah sembarangan dan tidak peduli terhadap lingkungan menjadi lebih peduli dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan.

SIMPULAN
“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994).

Sampah menjadi masalah penting bagi lingkungan karena sampah mengandung gas metana (CH4) yang dapat menimbulkan efek rumah kaca yang merupakan salah satu penyebab pemanasan global.

Jadi sebagai salah satu sumber dari masalah pemanasan global, penanggulangan masalah sampah harus benar-benar diperhatikan. Semua masalah sampah berasal dari sikap manusia yang tidak peduli terhadap lingkungan. Sehingga cara yang paling efektif untuk mengatasinya adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.

Melalui TPA edukasi, masyarakat akan mampu meningkatkan kepeduliaanya terhadap lingkungan. Karena TPA edukasi menerapkan pendekatan kepada masyarakat melalui pelatihan kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang baik dan melalui permainan edukatif. Sehingga dapat terbentuklah pola pikir masyarakat yang peduli terhadap lingkungan.

Konsep TPA edukasi dapat diterapkan dengan bercermin kepada kebijakan pemerintah Kabupaten Pati dalam pengelolaan TPA Kecamatan Margorejo. Namun, penerapan konsep TPA edukasi dapat diinovasi lebih lanjut sesuai dengan pemikiran para pengelola TPA. Misalnya saja dengan menciptakan TPA edukasi yang berkonsep Taman Pintar seperti yang ada di Yogyakarta.


DAFTAR PUSTAKA

Prawiro Ruslan H.1998.Ekologi Lingkungan Hidup. Semarang: Satya Wacana.
Santosa, Kukuh.2006.Pengantar Ilmu Ligkungan. Semarang: UNNES Press.
Brown, R. Lester dkk.1999.Menyelamatkan Planet Bumi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Ismoyo, Imam Hendargo dan Rijaluzzaman.1994.Kamus Istilah Lingkungan. Jakarta: PT. Bina Rena Pariwara.
Anonim. 1996.Istilah Lingkungan untuk Manajemen.Ecolink.
Gunawan, Totok dan Sudarmadji.1998.Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Program Paska            Sarjana, UGM.



Sabtu, 02 November 2013

Tuhan Maha Tau, tapi Ortu Cukup Tau

Guys, disini sebagai seorang anak, Fitria pengen deskripsiin soal kecukup tauan Bonyok (bokap nyokap) kita dan kesoktauan kita.

Well, first, I want to tell you why I said like that. Diliat dari umur aja udah keliatan kalo Bonyok lebih duluan ngerasain asam, manis, pahit, n’getirnya dunia ini. Sering kali sebagai anak muda (buat situ yang masih ngaku muda, tapi bukan karna udah tua ngaku muda) kita ngerasa pinter dan sok tau atas semua hal yang kita hadapi. Sering dalam pikiran kita, bonyok tuh punya pemikiran yang kolot n’ nggak ngertiin apa mau n’maksud kita.

Bonyok biasanya ngelarang kita ngelakuin sesuau hal yang kita pikir baik, tapi menurutnya malah sebaliknya. Apalagi sering pendapat itu muncul tanpa alasan yang jelas, hanya ada larangan. Sebagai pemuda yang berintelectual  aku yakin, kamu pada nggak terima kalo ada larangan tanpa alasan yang jelas atau bahkan bukti empiris. Sebenerny orang pinter debat sama pinter ngeles tuh beda tipis lho.

Based on that argument, we can summarize the conclusion that we need any explanation from anything which support the suggestion. While our parent often do the kebalikannya. So what must we do if we don’t want to be a rebellious child for them?

Aku pribadi pengen kasih saran walo sebenernya masih sulit Fitria terapin sendiri. Diem aja pas Bonyok ngomel ini itu, iyain aja apa maunya walo mungkin kita nggak suka. Tapi kalao kita punya pendapat lain, omongin aja abis Bonyok ngomong. Jangan sana ngomong, sini ngomong. Yang ada ntar malah adu mulut. And than, minta lah maaf atas apapun yang mungkin udah kamu lakuin n’nyakitin perasaan mereka.

Guys, sebenernya kebeneran ortu kita pun nggak mutlak, terkadang kita juga bisa lebih bener dari mereka. Tp sadar atau nggak sadar, pendapat ortu lebih sering bener n’tebakannya pun tepat. Apa yang mereka pikirkan mungkin nggak sejalan sama kita, tapi percaya deh, sebenernya mereka punya jalan lain yang bahkan bisa bikin kita ngerasa W.O.W gara-gara saking nggak nyangkanya. Fitria bakal kasih contoh real dalam kasus ini.

Pertama, ada aku sahabatan sama seseorang. Doi punya pacar beda agama. Keduanya bisa dibilang pacaran udah lama sekitar 5 taun. Keluarga kedua belah pihak selalu nentang hubungan mereka, terlebih karna dari kedua belah pihak nggak pengen pindah ke agama lain. Parahnya, si cowok yang merupakan sahabatku sendiri sempet nyalahin agama yang ngelarang pernikahan berbeda agama. Sebagai sahabat yang baik aku cuman bisa ngasih penjelasan ke dia semampu ku. Dan akhirnya mereka putus. Tapi walaupun galau cukup lama, doi dapet cewek baru dan Alhamdulilah Islam pula. Sampai saat ini. Sebenernya  Fitria pribadi nggak nentang adanya pacaran beda agama, selama mereka saling menghargai. Cuman kalau pas nikah nanti, sebagai orang Islam aku pribadi nyaranin buat kita kaum muslim mempertahankan agama n’keyakinanan kita sejak lahir ini lah. Bukankah penyebaran agama Islam di Indonesia juga dilakukan selain melalui perdagangan juga melalui pernikahan? Tapi yang namanya kepercayaan/agama kan tanggung jawab masing-masing individu kepada Allah/Tuhan. Buat yang nggak berani ambil resiko, jalin hubungan aja dengan pemeluk agama sama. Hehehe.

Kedua, Fitria punya  sahabat cowok yang bisa dibilang deket sekitar 6 tahun yng lalu. Doi pengen banget punya motor dan nggak jarang doi cekcok sama nyokapnya karna hal itu. Sbenernya nggak sepenuhnya doi pengen motor baru, tapi cukup motor lama yang diservice n’maybe rirombak juga biar lebih kece. Tiba saatnya dimana kejadian itu bermulai. Nyokap si doi sakit mendadak (yaiyalah, sakit selalu dateng dadakan kellleees, nggak pernah permisi dulu) dan hampir seminggu setelah nyokap sahabatku itu sakit, diketaui bahwa nyokap sakit stroke. Doi suka nangis setelah tau hal itu. Doi ngerasa selama ini nggak pernah jadi anak baik, selalu jadi bad boy n’selalu bikin ortu sedih.


Ketika doi nangis di kamar, tiba-tiba nyokap yang berbaring dikamar manggil dan bilang kalo ada uang di lemari, Rp 15.000.000,- buat beli motor. Mumpung ortunya masih idup n’bisa beliin motor. #bayangin aja kalo kalian ada di posisi sahabat Fitria itu, ngerasa makin bersalah pastinya. Tapi yang terpenting Guys, apa yang bisa kita lakuin buat bikin bahagia Bonyok n’keluarga kita saat ini, lakukanlah. Sebelum semua terlambat. Karna penyesalan selalu dateng terlambat. Good Luck, Guys. Salam sayang Fitria buat Keluarga kamu semuanya :*